SEKENARIO PEMBELAJARAN (media menggunakan slide bukan karton)
Nama : Anggun Puspawati
NPM : 1113033007
Pokok bahasan : pulau mentawai
Metode pembelajaran : tanya jawab, Kooperatif
Learning
Model pembelajaran : teka teki silang
Para Pelaku:
Guru :
Anggun Puspawati
Murid :
1.
Alpina Damayanti
2.
Andre faysol
3.
Arief Rahman M.
4. dll
![]() |
(Guru
memasuki kelas)
Guru :
assalamu’alaikum wr. Wb
Murid :wa’alaikumsalam
wr. Wb
Guru : selamat siang ananda semua?
Murid : selamat siang bu.. (serempak)
Guru : bagaimana kabar ananda semua hari ini?
Murid : sehat bu.. (serempak)
Guru : Alhamdulillah ananda sehat semua, itu
berarti ananda siap untuk menerima materi pelajaran yang akan ibu sampaikan
pada siang ini. Apakah ada yang
tidak hadir hari ini ananda?
Murid : hadir semua bu.. (serempak)
Guru :bagus, sebagai manusia yang cerdas kita
harus semangat dan termotivasi untuk terus belajar, belajar dan belajar.
Murid : ia bu.. semangat (serempak)
Guru : baiklah,
adakah diantara ananda semua yang
ingat materi minggu lalu?
Murid : saya bu . . (serempak)
Guru : ya ananda rika
Rika : minggu lalu kita membahas materi
masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan bu
Guru :benar sekali ananda rika dan hari ini
kita akan melanjutkan pelajaran kita mengenai Masyarakat Beternak dan bercocok Tanam
(menulis dipapan tulis sambil
menjelaskan)
Baiklah untuk lebih lanjutnya
akan ibu paparkan pada media 1
MEMASANG MEDIA I
Guru : adapun tujuan kita mempelajari materi ini yakni agar ananda mengerti
tentang kehidupan pada zaman masyarakat beternak dan bercocok tanam.
baiklah ananda perhatikan kedepan, Dalam kehidupan masyarakat beternak dan bercocok tanam
memiliki 3 aspek yakni kehidupan sosial, keidupan ekonomi dan hasil kebudayaan,
yang mana alat kerja termasuk hasil budaya dan pada masa ini masyarakatnya
tidak lagi nomaden melainkan mereka telah menetap disuatu wilayah, dalam
kehidupan menetap ini manusia mulai hidup dengan bercocok tanam dengan menanam
tanaman yang semulanya liar untuk memenuhi kebutuhan dan beternak dengan
menjinakan anjing, sapi, kerbau dan baib. sampai disini apakah ada yang ingin bertanya?
murid : tidak bu (serempak)
Guru : jika tidak ada yang ingin
ditanyakan, untuk lebih jelas
mengenai materi ini kita akan melakukan diskusi, ibu akan membagi ananda semua
menjadi 2 klompok kelompok 1 terdiri dari andre, alpina, dan arif, dan kelompok
2 yang terdiri ananda nova, rika, robet dan sariah . klompok 1 membahas
mengenai kehidupan sosial masyarakat beternak dan bercocok tanam beserta alat
kerjanya, kelompok 2 akan membahas
mengenai kehidupan ekonomi beserta alat
kerjanya, Baiklah ibu beri waktu 10 menit untuk ananda semua mendiskuskannya
dan silahkan ke kelompok masing-masing.
Murid : baik bu (serempak dan membentuk kelompok) (guru mengelilingi dan menghampiri setiap kelompok)
10 Menit Kemudian
Guru : baiklah ananda waktunya sudah cukup
apakah sudah selesai diskusinya ananda?
Murid : sudah bu (serempak)
Guru : baiklah kelompok satu silahkan mempresentasikan
hasil diskusi kalian
andre :
saya dari kelompok satu akan memaparkan hasil diskusi kami mengenai adat
istiadat mentawai, Orang
Mentawai termasuk penganut aninisme, yang percaya kepada roh-roh. Segala
sesuatu (benda) yang ada berjiwa. Tujuan dari kultus tersebut adalah agar
diberi kesehatan dan umur panjang. Timbulnya penyakit dianggap karena
kekosongan jiwa. Kepergian jiwa untuk sementara, membawa akibat orang sakit.
Untuk menyembuhkan penyakit itu diperlukan Kerei (dukun). Kematian berarti jiwa
pergi menghilang untuk selama-lamanya. Unsur-unsur yang kuat dalam menyatukan
kebudayaan setiap rakyat adalah adat. "Arat" dalam bahasa dan
kebudayaan Mentawai mencakup bermacam hal yang digolongkan kepada tradisi.
Tradisi nenek moyang mutlak harus diterima tanpa gugatan, karena telah
diperjuangkan dari masa ke masa, yang mendarah daging dalam kehidupan
masyarakat selama bertahun-tahun. Oleh sebab itu, Arat menjadi norma bagi
kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun dalam keluarga dan suku. Arat
merupakan warisan suci, karena semenjak dahulu ditemukan oleh nenek moyang dan
kelestariannya harus dijaga dengan baik. Mentaati Arat berarti merelakan diri
dibimbing oleh tradisi yang menjadi ukuran prima dalam setiap moralitas. Arat
dijadikan landasan pokok dan norma dalam penentuan segalanya, manusia,
binatang, fenomena alam dan rentetan waktu. Arat bagi masyarakat Mentawai
adalah keselarasan dengan dunia, pemersatu dengan Uma dan jaminan hidup yang
penuh dengan kedamaian dan ketentraman. baiklah penjelasan selanjutnya akan di presentasikan oleh saudara alpina
alpina : Tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun
disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet,
tari ayam, tari ular dan sebagainya. Mayoritas orang Mentawai memeluk agama Katolik, dan sebagian
beragama Protestan, Islam, atau Bahai. Namun demikian, sebagaian penduduk
Mentawai masih tetap memegang teguh religinya yang asli, yaitu Arat Sabulungan.
Pada dasarnya sabulungan mengajarkan keseimbangan antara alam dan manusia.
Kepercayaan itu mengjarkan bahwa manusia harus memperlakukan alam,
tumbuh-tumbuhan, air, dan binatang seperti dirinya. Dalam kepercayaan suku
Mentawai tentang daun atau lebih luasnya lagi pohon atau hutan merupakan tempat
bersemayam bagi para dewa-dewa yang harus dihormati. Jika tidak, maka
malapetakalah yang akan ditemui. Ada tiga dewa yang dihormati dalam ajaran
Sabulungan. Pertama Tai Kalelu, yakni dewa hutan dan gunung. Pesta adat sebelum
berburu selalu dipersembahkan kepada dewa ini. Kedua adalah Tai Leubagat, yang
merupakan dewa laut. Ketiga yaitu Tai Kamanua, yang merupakan dewa langit sang
pemberi hujan dan kehidupan. Dahulu Arat Sabulungan dijadikan sebagai norma
dalam penentuan segala hubungan manusia dengan alam dan dalam hubungan batin
khusus dengan Tuhannya.
guru : beri tepuk tangan kepada kelompok 1, (bertepuk tangan) pemaparan yang jelas
dari kelompok 1, bagaimana apakah ada yang ingin ditanyakan kepada kelompok 1
robet : saya bu
Guru : silahkan ananda robet
robet : saya dari kelompok 2 akan bertanya
pada kelompok satu, tolong saudari jelaskan apa yang
dimaksud dengan arat sabulungu?
Guru : pertanyaan bagus ananda robet,
silahkan kelompok 1 untuk menjawab pertanyaan kelompok 2
arif : saya perwakilan kelompok satu akan
menjawab pertanyaan saudara robet Arat berarti adat, Sa berarti seikat
dan bulungan berarti daun. Disebut Sabulungan karena dalam setiap acara ritualnya
selalu menggunakan daun-daun yang dipercaya dapat menghubungkan manusia dengan
Sang Maha Kuasa atau disebut sebagai Ulau Manua (Tuhan). Pada dasarnya
sabulungan mengajarkan keseimbangan antara alam dan manusia. Kepercayaan itu
mengjarkan bahwa manusia harus memperlakukan alam, tumbuh-tumbuhan, air, dan
binatang seperti dirinya. Dalam kepercayaan suku Mentawai tentang daun atau
lebih luasnya lagi pohon atau hutan merupakan tempat bersemayam bagi para
dewa-dewa yang harus dihormati. Jika tidak, maka malapetakalah yang akan
ditemui. Sekian penjelasan dari saya.
Guru : jawaban yang bagus ananda arif,
bagaimana ananda robet apakah sudah jelas
robet : jelas bu
Guru :
baiklah, ada lagi yang ingin ditanyakan kepada kelompok 1?
Agung :
saya bu
Guru :
Silahkan ananda Agung
Agung :
Saya dari perwakilan dari kelompok 3 ingin bertanya kepada kelompok 1, tolong
saudara jelaskan lagi mengenai 3 dewa yang dihormati suku mentawai tersebut?
Guru :
Pertanyaan bagus ananda agung, silahkan kelompok 1 untuk menjawab
Anita :
saya bu
Guru :
silahkan ananda anita
Anita :
baiklah saya perwakilan dari kelompok 1 akan menjawab pertanyaan saudara agung,
Ada tiga dewa yang dihormati dalam
ajaran Sabulungan. Pertama Tai Kalelu, yakni dewa hutan dan gunung. Pesta adat
sebelum berburu selalu dipersembahkan kepada dewa ini. Kedua adalah Tai
Leubagat, yang merupakan dewa laut. Ketiga yaitu Tai Kamanua, yang merupakan
dewa langit sang pemberi hujan dan kehidupan. Sekian penjelasan dari saya
terimakasih
Guru
: jawaban yang bagus ananda anita, bagaimana
ananda agung apakah sudah jelas?
Agung :
jelas bu
Guru :
apakah ada yang ingin ditanyakan lagi kepada kelompok 1
Siswa :
tidak bu
Guru :
baik jika tidak ada lagi kita lanjutkan ke kelompok 2 untuk memaparkan hasil diskusi kalian
sariah : baiklah saya akan memaparkan hasil
diskusi kami mengenai mata pencaharian masyarakat mentawai. Masyarakat
Mentawai adalah masyarakat tradisional yang masih mempertahankan kehidupan adat
dan tradisi. Hal ini tercermin pada upacara-upacara di setiap tahap
proses perladangan yang merupakan mata pencaharian pokok penduduk.
Alat-alat serta sistem teknologi mereka pun dalam berladang dapat dikatakan
masih tradisional, seperti: tegle, suki, lading, kampak. Satu hal yang
pantas dipuji dalam sistem berladang masyarakat Mentawai adalah kearifan
tradisional mereka dalam memelihara alam lingkungan. Masyarakat Mentawai
tidak pernah mengenal adanya “slash and burn” (tebang dan
bakar) yang dapat menimbulkan polusi udara atau, bahkan mungkin, kebakaran
hutan, Berdasarkan kepercayaan yang diwarisi turun temurun, membakar pohon di
hutan akan mengakibatkan kemarahan roh-roh penjaga hutan dan akan dapat
mendatangkan penyakit bagi si pembakar atau pun keluarganya. Tanaman yang sudah
ditebang maupun ditebas dibiarkan membusuk di tempatnya, tidak
disingkirkan. Namun pada kenyataannya hal itu justru berguna karena
akhirnya menjadi pupuk alami bagi ladang mereka.
Baiklah persentasi selanjutnya akan dipaparkan oleh
saudara eka
Eka
: Masyarakat Mentawai mayoritas
bekerja dengan berladang dan berburu, sedangkan bagi yang dekat dengan pantai
mereka memilih untuk menangkap ikan. merekapun memiliki ketrampilan dalam
pengurusan tanah menjadi ladang. Selain berburu hewan buruan, seperti babi,
monyet, dan lain sebagainya mereka berladang keladi yang banyak dilakukan oleh
kaum perempuan. Alat yang digunakan adalah lukah atau leggeu. Selain itu,
mereka beternak babi dan ayam, untuk menempatkan ternak mereka, dibuat pondok
ternak. Supaya tidak tertukar, mereka menandai ternaknya masing-masing. Masyarakat
Mentawai memiliki kearifan tradisi sendiri dalam mengolah ladang, ada ritual
khusus yang tak boleh ditinggalkan, kalau ingin hasil ladangnya maksimal.
Berladang atau dalam bahasa Mentawai mumone merupakan salah satu upaya yang dilakukan
masyarakat Mentawai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pembukaan lahan untuk
ladang biasanya dilakukan oleh beberapa keluarga yang tergabung dalam satu uma. Sekian penjelasandari kami
terimakasih.
Guru : beri tepuk tangan untuk kelompok 2, (serempak tepuk tangan) pemaparan yang
sangat jelas ya ananda, adakah yang ingin bertanya kepada kelompok 2
Dafi : saya bu
Guru : silahkan ananda dafi
Dafi :
saya perwakilan dari kelompok 4 ingin bertanya kepada kelompok 2, tolong
saudara berikan contoh bahwa Suku Mentawai sendiri sangat menjaga alam
dan lingkungannya?
Guru :
pertanyaan yang bagus ananda dafi, silahkan kelompok 2 untuk menjawab
Yuni :
saya perwakilan dari kelompok 2 akan menjawab pertanyaan saudara dafi, dilihat
dari Sistem pertanian tunggal suku Mentawai sangat sederhana, hanya memerlukan
lahan sekitar 0,25 sampai 0,50 haktarare, dari hutan yang ditebas dijadikan
ladang, tapi tidak dibakar, yang sangat berbeda dengan sistim
tanaman berpindah di daerah tropis lainya, dimana api merupakan bagian
terpenting dari proses penebasan sedangkan dimentawai masyarakat tidak
menggunakan api melainkan ditebas. Sistem ini mengisaratkan manusia hidup
selaras dengan hutan dan alam. Ini membuktikan bahwa Suku Mentawai sendiri
sangat menjaga alam dan lingkungannya secara ketat. Sekian penjelasan dari kami
Guru :
jawaban yang bagus ananda yuni, bagaimana saudara dafi apakah sudah jelas?
Dafi :
jelas bu
Guru :
baik, apakah masih ada yang ingin ditanyakan pada kelompok 2
Siswa :
tidak bu (Serempak)
Guru :
kita lanjutkan, silahkan kelompok 3 untuk memaparkan hasil diskusi ananda
windri :
saya perwakilan dari kelompok 3 akan memaparkan hasil diskusi kami mengenai
kehidupan sosial masyarakat mentawai, Masyarakat Mentawai bersifat patrinial dan kehidupan
sosialnya dalam suku disebut "uma". Struktur sosial tradisional
adalah kebersamaan, mereka tinggal di rumah besar yang disebut juga
"uma" yang berada di tanah-tanah suku. Seluruh makanan, hasil hutan
dan pekerjaan dibagi dalam satu uma. Kelompok-kelompok patrilinial ini terdiri
dari keluarga-keluarga yang hidup di tempat-tempat yang sempit di sepanjang
sungai-sungai besar. Walaupun telah terjadi hubungan perkawinan antara
kelompok-kelompok uma yang tinggal di lembah sungai yang sama, akan tetapi
kesatuan-kesatuan politik tidak pernah terbentuk karena peristiwa ini.
Struktur sosial itu juga bersifat egalitarian, yaitu setiap anggota dewasa dalam uma mempunyai kedudukan yang sama kecuali "sikerei" (atau dukun) yang mempunyai hak lebih tinggi karena dapat menyembuhkan penyakit dan memimpin upacara keagamaan. Secara tradisional uma mempunyai wewenang tertinggi di Siberut. Selama rezim Orba fungsi organisasi sosial uma kurang begitu berfungsi tetapi sejak era reformasi uma mulai digalakkan kembali dibeberapa Desa dengan dibentuknya Dewan Adat. Sejak otonomi daerah bergulir direncanakan satuan pemerintah terendah yaitu “ laggai”. Baiklah selanjutnya akan dijelaskan oleh saudara desi
Struktur sosial itu juga bersifat egalitarian, yaitu setiap anggota dewasa dalam uma mempunyai kedudukan yang sama kecuali "sikerei" (atau dukun) yang mempunyai hak lebih tinggi karena dapat menyembuhkan penyakit dan memimpin upacara keagamaan. Secara tradisional uma mempunyai wewenang tertinggi di Siberut. Selama rezim Orba fungsi organisasi sosial uma kurang begitu berfungsi tetapi sejak era reformasi uma mulai digalakkan kembali dibeberapa Desa dengan dibentuknya Dewan Adat. Sejak otonomi daerah bergulir direncanakan satuan pemerintah terendah yaitu “ laggai”. Baiklah selanjutnya akan dijelaskan oleh saudara desi
Desi :
Untuk menemukan pelaku kejahatan di Mentawai dikenal dengan tiga macam cara:
- Bekeu malekbuk
Kalau terjadi pencurian kecil,
dipakaia bunga ibiscus untuk mencari siapa pencuri tersebut. Orang-orang
yang dicurigai disuruh duduk berkeliling menghadapi sebuah wadah yang berisi
air. Di dalamnya diapungkan bunga ibiscus dengan tangkainya yang pendek. Bunga
didorong berputar mengitari orang-orang yang duduk berkeliling. Kemudian
didorong sekali lagi sambil menyuruh bunga untuk mencari siapa yang bersalah.
Bila sudah tiga kali bunga berhenti pada orang yang sama, maka orang itulah
yang dianggap sebagai pencurinya. Semua orang akan arif, dan diam-diam bangkit
dari duduk dan pergi meninggalkan tempat tersebut dengan aman dan tertib. Semua
orang tidak boleh memberi komentar apapun karena dipandang tidak sopan dan
tidak mematuhi tata upacara. Orang yang tertuduh kalau benar-benar pencurinya
akan berusaha mengembalikan barang curian tersebut dengan diam-diam pada malam
hari agar tidak diketahui orang lain.
- Tippu sasa
Upacara pemotongan rotan (tippu
sasa) maksudnya untuk mencari seorang yang dituduh melakukan perbuatan
jahat. Seorang yang dituduh boleh membuktikan bahwa dia tidak pernah melakukan
hal tersebut. Atau, pemotongan sasa juga dapat dilakukan untuk menguatkan suatu
sumpah. Upacara tippu sasa lebih serius dibandingkan upacara menghanyutkan
bunga, karena upacara ini memastikan kehidupan atau kematian. Oleh sebab itu
sebelum upacara dilangsungkan, dilakukan pembicaraan dan pemikiran yang
mendalam. Dalam upacara akan dipilih seorang wasit yang bisa mendamaikan.
- Tulou paboko
Tulou paboko artinya denda karena fitnah, dan
merupakan upacara anti magi terhadap tippu sasa.
Oleh karena itu, dalam masyarakat
Mentawai menjatuhkan tuduhan terhadap seseorang harus dilakukan secara
hati-hati, karena kalau tidak disertai dengan bukti-bukti yang kuat atau
malahan tuduhan palsu, maka akan berbalik kepadanya dimana penuduh akhirnya
akan membayar denda kepada tertuduh (tulou paboko). Hal ini merupakan
pengembalian nama baik tertuduh yang dituduh melakukan kejahatan yang tidak dia
kerjakan. Demikian penjelasan dari kami terimakasih.
Guru : beri
tepuktangan pada kelompok 3, penjelasan yang bagus ya ananda, bagaimana ananda
apakah ada yang ingin ditanyakan kepada kelompok 3
Dona : saya bu
Guru : silakan
ananda dona
Dona : baiklah
saya perwakilan dari kelompok 4 ingin bertanyakan kepada kelompok 3, apa yang
dimaksud dengan sistem patrilinier?
Namun untuk
lebih kondusip kita belajar silahkan ananda semua kembali ketempat duduk semula
(kembali ketempat duduk)
MEMASANG MEDIA 2
Guru :fokus kembali ya ananda semua, terkait
hasil diskusi ananda semua sudah ibu tuangkan ke media 2. Kehidupan masyarakat
beternak dan bercocoktanam, pada kehidupan sosialnya memiliki ciri-ciri yakni
masyarakat sudah mulai menetap dan membuat tempat tinggal dan mulai bergotong
royong dalam bekerja dan alat kerja yang dihasilkan gerabah yang digunakan
sebagai tempat penyimpan benda perhiasan dan beliung persegi digunakan sebagai
benda upacara, sedangkan pada kehidupan ekonomi memiliki ciri-ciri saling
bertukar barang atau yang dikenal dengan
istilah barter, dan dikehidupan ekonomi ini mereka menjalani pekerjaan beternak
dan bercocok tanam dan alat kerja yang dihasilkan ialah mata panah yang
digunakan sebagai perlengkapan berburu dan menangkap ikan, dan kapak lonjong
digunakn sebagai pekakas dan senjata
Guru : sampai disini apakah ananda semua
sudah paham
Murid : paham bu (serempak)
Guru : baiklah apakah ananda masih semangat?
Murid : masih dong bu (serempak)
Guru :baiklah kalau masih semangat ibu ada
permainan
MEMASANG MEDIA 3
Guru : nama permainan ini word square
Guru : pada game ini ananda semua berdiri dan
berhitung apabila ibu bilang stop maka ananda semua berhenti berhitung dan
ananda yang terakhir berhitung maka ananda memilih dan mengambil pertanyaan
yang tersedia di sini (sambil menunjukan
media dan amplop pertanyaan) dan jawabannya ananda lingkarkan dengan spidol
yang ibu berikan, dan jika jawaban ananda benar akan ibu beri hadiah, bagai
mana ananda apakah sudah paham?
Murid : paham bu
Guru : baiklah kalo sudah paham, silahkan
ananda semua berdiri, (murid berdiri)
silahkan berhitung dimulai dari ananda andre
Murid : 1234567123
Guru : stop ia ananda nova silahkan kedepan
dan mengambil pertanyaan
Nova : kehidupan bercocok tanam yang pertama
kali dikenal oleh manusia purba ialah ? (membaca
pertanyaan) jawabannya berhuma bu
Guru : bagaimana ananda jawaban dari ananda
nova apakah benar?
Murid : benar bu (serempak)
Guru : ya silahkan ananda dilingkari
jawabannya
Nova : (melingkari
jawaban)
Guru : silahkan ananda kembali ketempat duduk
Guru : baik sekarang mulai berhitung dari ananda
sariah, silahkan
Murid : 12345671
Guru : stop, silahkan ananda rika untuk
mengambil pertanyaan yang ada di media
Rika : alat apakah yang digunakan sebagai
sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda perhiasan yang terbuat dari tanah
liat yang dibakar? (membaca pertanyaan)
jawabannya gerabah bu
Guru : ya bagaimana ananda jawaban dari
ananda rika apakah benar?
Murid : benar bu (serempak)
Guru : ya silahkan ananda Rika dilingkari
jawabannya
alpina : (melingkari
jawaban)
Guru : baiklah, silahkan ananda semua kembali
ketempat duduk (murid kembali ketempat
duduk)
Disini ibu mempunyai satu
amplop lagi, dan didalam amplop ini terdapat pertanyaan. Siapakah diantara
ananda yang bisa menjawab pertanyaan ini?
Murid : saya bu, saya bu
Guru : ya ananda alpina
Alpina : (maju) jgjgjgj
Guru : Bagaimana jawaban ananda alpina apakah
benar?
Murid : benar bu
Guru : ya ananda jangan dulu duduk, dan
silahkan untuk ananda nova dan rika untuk maju (rika nova maju) ini ananda
hadiahnyaa, dan beri aplouse bagi ananda yang mendapat hadiah (bertepuk tangan) . Dan silahkan duduk
ananda
Berdasarkan game kita hari ini, ternyata ananda yang
berkesempatan maju bisa menjawab pertanyaanya dengan benar. Bagi ananda yang
belum berkesempatan maju jangan berkecil hati, teruslah untuk giat belajar agar
minggu depan bisa menjawab pertanyaan
juga.
Murid : baik bu (serempak)
Guru : baiklah disini ada lembar soal yang harus
anana semua kerjakan, ibu akan beri waktu 5 menit untuk ananda mengerjakannya,
dan untuk ananda andre silahkan maju untuk membantu ibu membagikan lembar
soalnya.
Andre : baik bu (maju dan membagikan soal)
5 menit kemudian
Guru : baiklah ananda waktunya sudah cukup,
silahkan ananda andre untuk mengumpulkan lembar soalnya.
(andre memberikan hasil evaluasi kepada guru)
Guru : baiklah kita akan koreksi soal nomor 1 pertanyaannya yakni apakah ciri-ciri pada
kehidupan sosial masyarakat beternak dan bercocok tanam dibawah ini yang benar?
Jawabannya
Murid : bergotong royong bu (serempak)
Guru : apakah jawaban ananda semua benar?
Murid : benar dong bu (serempak)
Guru : baiklah karena waktu tidak memungkinkan
untuk mengoreksi lembar soal ini, ibu akan melanjutkan mengkoreksi di rumah dan
hasilnya akan ibu umumkan pada pertemuan selanjutnya
Murid : baik bu (serempak)
Guru : Baiklah ananda ibu akan menyimpulkan
materi kita hari ini
MEMASANG MEDIA 4
Guru : baiklah kesimpulan materi kita hari ini ialah , yaitu pada
masa masyarakat beternak dan bercocok tanam manusia purba sudah mulai menetap,
dan dalam kehidupan sosialnya mereka hidup begotong royong dalam bekerja juga
pada perkembangan budayanya mereka mulai mengembangkan pemikirannya untuk
menciptakan kebudayaan yang lebih baik
Guru : baiklah sampai disini adakah yang
ingin ditanyakan?
Murid : tidak bu (serempak)
Guru : kalau ananda sudah paham semua, ibu
akan beri tugas
(menulis di papan
tulis ) tugas kerjakan LKS halaman 10 esai 1-10 dikumpul tanggal 20 – 11 – 2013,
apakah ananda sudah paham tugasnya?
Murid : paham bu (serempak)
Guru : baiklah kalo begitu, ibu berharap
ananda semua selalu belajar dan terus belajar. Ingat
ananda orang yang hebat bukanlah
orang yang bisa mengangkat besi beribu-ribu ton melainkan orang yang berguna
bagi orang lain. Ibu senang sekali karena ananda semua mengikuti pelajaran hari
ini dengan baik, semoga materi yang ibu sampaikan bisa bermanfaat bagi ananda
semua. Ibu
akhiri wasalamu’alaikum wr. Wb
Murid : wa’alaikum salam wr. Wb (serempak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar