Kamis, 05 Mei 2016

contoh skenario microteaching tugas kuliah sejarah



 SEKENARIO PEMBELAJARAN (media menggunakan slide bukan karton)
Nama                           : Anggun Puspawati
NPM                           : 1113033007
Pokok bahasan            : pulau mentawai
Metode pembelajaran  : tanya jawab, Kooperatif Learning


Model pembelajaran    : teka teki silang
Para Pelaku:
Guru        : Anggun Puspawati
Murid       :      
1.      Alpina Damayanti
2.      Andre faysol
3.      Arief Rahman M.
4.      dll



 
(Guru memasuki kelas)
Guru        : assalamu’alaikum wr. Wb
Murid       :wa’alaikumsalam wr. Wb
Guru        : selamat siang ananda semua?
Murid       : selamat siang bu.. (serempak)
Guru        : bagaimana kabar ananda semua hari ini?
Murid       : sehat bu.. (serempak)
Guru        : Alhamdulillah ananda sehat semua, itu berarti ananda siap untuk menerima materi pelajaran yang akan ibu sampaikan pada siang ini. Apakah ada yang tidak hadir hari ini ananda?
Murid       : hadir semua bu.. (serempak)
Guru        :bagus, sebagai manusia yang cerdas kita harus semangat dan termotivasi untuk terus belajar, belajar dan belajar.
Murid       : ia bu.. semangat  (serempak)
Guru        : baiklah, adakah diantara ananda semua yang ingat materi minggu lalu?
Murid       : saya bu . . (serempak)
Guru        : ya ananda rika
Rika         : minggu lalu kita membahas materi masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan bu
Guru        :benar sekali ananda rika dan hari ini kita akan melanjutkan pelajaran kita mengenai Masyarakat Beternak dan bercocok Tanam (menulis dipapan tulis sambil menjelaskan)
                 Baiklah untuk lebih lanjutnya akan ibu paparkan pada media 1
MEMASANG MEDIA I
Guru        : adapun tujuan kita mempelajari materi ini yakni agar ananda mengerti tentang kehidupan pada zaman masyarakat beternak dan bercocok tanam.
baiklah ananda perhatikan kedepan, Dalam kehidupan masyarakat beternak dan bercocok tanam memiliki 3 aspek yakni kehidupan sosial, keidupan ekonomi dan hasil kebudayaan, yang mana alat kerja termasuk hasil budaya dan pada masa ini masyarakatnya tidak lagi nomaden melainkan mereka telah menetap disuatu wilayah, dalam kehidupan menetap ini manusia mulai hidup dengan bercocok tanam dengan menanam tanaman yang semulanya liar untuk memenuhi kebutuhan dan beternak dengan menjinakan anjing, sapi, kerbau dan baib.  sampai disini apakah ada yang ingin bertanya?
murid       : tidak bu (serempak)
Guru        : jika tidak ada yang ingin ditanyakan, untuk lebih jelas mengenai materi ini kita akan melakukan diskusi, ibu akan membagi ananda semua menjadi 2 klompok kelompok 1 terdiri dari andre, alpina, dan arif, dan kelompok 2 yang terdiri ananda nova, rika, robet dan sariah . klompok 1 membahas mengenai kehidupan sosial masyarakat beternak dan bercocok tanam beserta alat kerjanya, kelompok  2 akan membahas mengenai  kehidupan ekonomi beserta alat kerjanya, Baiklah ibu beri waktu 10 menit untuk ananda semua mendiskuskannya dan silahkan ke kelompok masing-masing.
Murid       : baik bu (serempak dan membentuk kelompok) (guru mengelilingi dan menghampiri setiap kelompok)
10 Menit Kemudian
Guru        : baiklah ananda waktunya sudah cukup apakah sudah selesai diskusinya ananda?
Murid       : sudah bu (serempak)
Guru        : baiklah kelompok satu silahkan mempresentasikan hasil diskusi kalian
andre        : saya dari kelompok satu akan memaparkan hasil diskusi kami mengenai adat istiadat mentawai, Orang Mentawai termasuk penganut aninisme, yang percaya kepada roh-roh. Segala sesuatu (benda) yang ada berjiwa. Tujuan dari kultus tersebut adalah agar diberi kesehatan dan umur panjang. Timbulnya penyakit dianggap karena kekosongan jiwa. Kepergian jiwa untuk sementara, membawa akibat orang sakit. Untuk menyembuhkan penyakit itu diperlukan Kerei (dukun). Kematian berarti jiwa pergi menghilang untuk selama-lamanya. Unsur-unsur yang kuat dalam menyatukan kebudayaan setiap rakyat adalah adat. "Arat" dalam bahasa dan kebudayaan Mentawai mencakup bermacam hal yang digolongkan kepada tradisi. Tradisi nenek moyang mutlak harus diterima tanpa gugatan, karena telah diperjuangkan dari masa ke masa, yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat selama bertahun-tahun. Oleh sebab itu, Arat menjadi norma bagi kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun dalam keluarga dan suku. Arat merupakan warisan suci, karena semenjak dahulu ditemukan oleh nenek moyang dan kelestariannya harus dijaga dengan baik. Mentaati Arat berarti merelakan diri dibimbing oleh tradisi yang menjadi ukuran prima dalam setiap moralitas. Arat dijadikan landasan pokok dan norma dalam penentuan segalanya, manusia, binatang, fenomena alam dan rentetan waktu. Arat bagi masyarakat Mentawai adalah keselarasan dengan dunia, pemersatu dengan Uma dan jaminan hidup yang penuh dengan kedamaian dan ketentraman. baiklah penjelasan selanjutnya akan di presentasikan oleh saudara alpina
alpina       : Tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya. Mayoritas orang Mentawai memeluk agama Katolik, dan sebagian beragama Protestan, Islam, atau Bahai. Namun demikian, sebagaian penduduk Mentawai masih tetap memegang teguh religinya yang asli, yaitu Arat Sabulungan. Pada dasarnya sabulungan mengajarkan keseimbangan antara alam dan manusia. Kepercayaan itu mengjarkan bahwa manusia harus memperlakukan alam, tumbuh-tumbuhan, air, dan binatang seperti dirinya. Dalam kepercayaan suku Mentawai tentang daun atau lebih luasnya lagi pohon atau hutan merupakan tempat bersemayam bagi para dewa-dewa yang harus dihormati. Jika tidak, maka malapetakalah yang akan ditemui. Ada tiga dewa yang dihormati dalam ajaran Sabulungan. Pertama Tai Kalelu, yakni dewa hutan dan gunung. Pesta adat sebelum berburu selalu dipersembahkan kepada dewa ini. Kedua adalah Tai Leubagat, yang merupakan dewa laut. Ketiga yaitu Tai Kamanua, yang merupakan dewa langit sang pemberi hujan dan kehidupan. Dahulu Arat Sabulungan dijadikan sebagai norma dalam penentuan segala hubungan manusia dengan alam dan dalam hubungan batin khusus dengan Tuhannya.
guru         : beri tepuk tangan kepada kelompok 1, (bertepuk tangan) pemaparan yang jelas dari kelompok 1, bagaimana apakah ada yang ingin ditanyakan kepada kelompok 1
robet        : saya bu
Guru        : silahkan ananda robet
robet        : saya dari kelompok 2 akan bertanya pada kelompok satu, tolong saudari jelaskan apa yang dimaksud dengan arat sabulungu?
Guru        : pertanyaan bagus ananda robet, silahkan kelompok 1 untuk menjawab pertanyaan kelompok 2
arif           : saya perwakilan kelompok satu akan menjawab pertanyaan saudara robet  Arat berarti adat, Sa berarti seikat dan bulungan berarti daun. Disebut Sabulungan karena dalam setiap acara ritualnya selalu menggunakan daun-daun yang dipercaya dapat menghubungkan manusia dengan Sang Maha Kuasa atau disebut sebagai Ulau Manua (Tuhan). Pada dasarnya sabulungan mengajarkan keseimbangan antara alam dan manusia. Kepercayaan itu mengjarkan bahwa manusia harus memperlakukan alam, tumbuh-tumbuhan, air, dan binatang seperti dirinya. Dalam kepercayaan suku Mentawai tentang daun atau lebih luasnya lagi pohon atau hutan merupakan tempat bersemayam bagi para dewa-dewa yang harus dihormati. Jika tidak, maka malapetakalah yang akan ditemui. Sekian penjelasan dari saya.
Guru        : jawaban yang bagus ananda arif, bagaimana ananda robet apakah sudah jelas
robet        : jelas bu
Guru        : baiklah, ada lagi yang ingin ditanyakan kepada kelompok 1?
Agung      : saya bu
Guru        : Silahkan ananda Agung
Agung      : Saya dari perwakilan dari kelompok 3 ingin bertanya kepada kelompok 1, tolong saudara jelaskan lagi mengenai 3 dewa yang dihormati suku mentawai tersebut?
Guru        : Pertanyaan bagus ananda agung, silahkan kelompok 1 untuk menjawab
Anita        : saya bu
Guru        : silahkan ananda anita
Anita        : baiklah saya perwakilan dari kelompok 1 akan menjawab pertanyaan saudara agung, Ada tiga dewa yang dihormati dalam ajaran Sabulungan. Pertama Tai Kalelu, yakni dewa hutan dan gunung. Pesta adat sebelum berburu selalu dipersembahkan kepada dewa ini. Kedua adalah Tai Leubagat, yang merupakan dewa laut. Ketiga yaitu Tai Kamanua, yang merupakan dewa langit sang pemberi hujan dan kehidupan. Sekian penjelasan dari saya terimakasih
Guru        : jawaban yang bagus ananda anita, bagaimana ananda agung apakah sudah jelas?
Agung      : jelas bu
Guru        : apakah ada yang ingin ditanyakan lagi kepada kelompok 1
Siswa       : tidak bu
Guru        : baik jika tidak ada lagi kita lanjutkan ke kelompok 2 untuk memaparkan hasil diskusi kalian
sariah       : baiklah saya akan memaparkan hasil diskusi kami mengenai mata pencaharian masyarakat mentawai. Masyarakat Mentawai adalah masyarakat tradisional yang masih mempertahankan kehidupan adat dan tradisi.  Hal ini tercermin pada upacara-upacara di setiap tahap proses perladangan yang merupakan mata pencaharian pokok penduduk.  Alat-alat serta sistem teknologi mereka pun dalam berladang dapat dikatakan masih tradisional, seperti: tegle, suki, lading, kampak. Satu hal yang pantas dipuji dalam sistem berladang  masyarakat Mentawai adalah kearifan tradisional mereka dalam memelihara alam lingkungan.  Masyarakat Mentawai tidak pernah mengenal adanya slash and burn (tebang dan bakar) yang dapat menimbulkan polusi udara atau, bahkan mungkin, kebakaran hutan, Berdasarkan kepercayaan yang diwarisi turun temurun, membakar pohon di hutan akan mengakibatkan kemarahan roh-roh penjaga hutan dan akan dapat mendatangkan penyakit bagi si pembakar atau pun keluarganya. Tanaman yang sudah ditebang maupun ditebas dibiarkan membusuk di tempatnya, tidak disingkirkan.  Namun pada kenyataannya hal itu justru berguna karena akhirnya menjadi pupuk alami bagi ladang mereka.   Baiklah persentasi selanjutnya akan dipaparkan oleh saudara eka

Eka          :  Masyarakat Mentawai mayoritas bekerja dengan berladang dan berburu, sedangkan bagi yang dekat dengan pantai mereka memilih untuk menangkap ikan. merekapun memiliki ketrampilan dalam pengurusan tanah menjadi ladang. Selain berburu hewan buruan, seperti babi, monyet, dan lain sebagainya mereka berladang keladi yang banyak dilakukan oleh kaum perempuan. Alat yang digunakan adalah lukah atau leggeu. Selain itu, mereka beternak babi dan ayam, untuk menempatkan ternak mereka, dibuat pondok ternak. Supaya tidak tertukar, mereka menandai ternaknya masing-masing. Masyarakat Mentawai memiliki kearifan tradisi sendiri dalam mengolah ladang, ada ritual khusus yang tak boleh ditinggalkan, kalau ingin hasil ladangnya maksimal. Berladang atau dalam bahasa Mentawai mumone merupakan salah satu upaya yang dilakukan masyarakat Mentawai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pembukaan lahan untuk ladang biasanya dilakukan oleh beberapa keluarga yang tergabung dalam satu uma. Sekian penjelasandari kami terimakasih.
Guru        : beri tepuk tangan untuk kelompok 2, (serempak tepuk tangan) pemaparan yang sangat jelas ya ananda, adakah yang ingin bertanya kepada kelompok 2
Dafi         : saya bu
Guru        : silahkan ananda dafi
Dafi         : saya perwakilan dari kelompok 4 ingin bertanya kepada kelompok 2, tolong saudara berikan contoh bahwa Suku Mentawai sendiri sangat menjaga alam dan lingkungannya?
Guru        : pertanyaan yang bagus ananda dafi, silahkan kelompok 2 untuk menjawab
Yuni         : saya perwakilan dari kelompok 2 akan menjawab pertanyaan saudara dafi, dilihat dari Sistem pertanian tunggal suku Mentawai sangat sederhana, hanya memerlukan lahan sekitar 0,25 sampai 0,50 haktarare, dari hutan yang ditebas dijadikan ladang, tapi tidak dibakar, yang sangat berbeda dengan sistim tanaman berpindah di daerah tropis lainya, dimana api merupakan bagian terpenting dari proses penebasan sedangkan dimentawai masyarakat tidak menggunakan api melainkan ditebas. Sistem ini mengisaratkan manusia hidup selaras dengan hutan dan alam. Ini membuktikan bahwa Suku Mentawai sendiri sangat menjaga alam dan lingkungannya secara ketat. Sekian penjelasan dari kami
Guru        : jawaban yang bagus ananda yuni, bagaimana saudara dafi apakah sudah jelas?
Dafi         : jelas bu
Guru        : baik, apakah masih ada yang ingin ditanyakan pada kelompok 2
Siswa       : tidak bu (Serempak)
Guru        : kita lanjutkan, silahkan kelompok 3 untuk memaparkan hasil diskusi ananda
windri      : saya perwakilan dari kelompok 3 akan memaparkan hasil diskusi kami mengenai kehidupan sosial masyarakat mentawai, Masyarakat Mentawai bersifat patrinial dan kehidupan sosialnya dalam suku disebut "uma". Struktur sosial tradisional adalah kebersamaan, mereka tinggal di rumah besar yang disebut juga "uma" yang berada di tanah-tanah suku. Seluruh makanan, hasil hutan dan pekerjaan dibagi dalam satu uma. Kelompok-kelompok patrilinial ini terdiri dari keluarga-keluarga yang hidup di tempat-tempat yang sempit di sepanjang sungai-sungai besar. Walaupun telah terjadi hubungan perkawinan antara kelompok-kelompok uma yang tinggal di lembah sungai yang sama, akan tetapi kesatuan-kesatuan politik tidak pernah terbentuk karena peristiwa ini.
Struktur sosial itu juga bersifat egalitarian, yaitu setiap anggota dewasa dalam uma mempunyai kedudukan yang sama kecuali "sikerei" (atau dukun) yang mempunyai hak lebih tinggi karena dapat menyembuhkan penyakit dan memimpin upacara keagamaan. Secara tradisional uma mempunyai wewenang tertinggi di Siberut. Selama rezim Orba fungsi organisasi sosial uma kurang begitu berfungsi tetapi sejak era reformasi uma mulai digalakkan kembali dibeberapa Desa dengan dibentuknya Dewan Adat. Sejak otonomi daerah bergulir direncanakan satuan pemerintah terendah yaitu “ laggai”. Baiklah selanjutnya akan dijelaskan oleh saudara desi
Desi       : Untuk menemukan pelaku kejahatan di Mentawai dikenal dengan tiga macam cara:
  1. Bekeu malekbuk
Kalau terjadi pencurian kecil, dipakaia bunga ibiscus untuk mencari siapa pencuri tersebut. Orang-orang yang dicurigai disuruh duduk berkeliling menghadapi sebuah wadah yang berisi air. Di dalamnya diapungkan bunga ibiscus dengan tangkainya yang pendek. Bunga didorong berputar mengitari orang-orang yang duduk berkeliling. Kemudian didorong sekali lagi sambil menyuruh bunga untuk mencari siapa yang bersalah. Bila sudah tiga kali bunga berhenti pada orang yang sama, maka orang itulah yang dianggap sebagai pencurinya. Semua orang akan arif, dan diam-diam bangkit dari duduk dan pergi meninggalkan tempat tersebut dengan aman dan tertib. Semua orang tidak boleh memberi komentar apapun karena dipandang tidak sopan dan tidak mematuhi tata upacara. Orang yang tertuduh kalau benar-benar pencurinya akan berusaha mengembalikan barang curian tersebut dengan diam-diam pada malam hari agar tidak diketahui orang lain.
  1. Tippu sasa
Upacara pemotongan rotan (tippu sasa) maksudnya untuk mencari seorang yang dituduh melakukan perbuatan jahat. Seorang yang dituduh boleh membuktikan bahwa dia tidak pernah melakukan hal tersebut. Atau, pemotongan sasa juga dapat dilakukan untuk menguatkan suatu sumpah. Upacara tippu sasa lebih serius dibandingkan upacara menghanyutkan bunga, karena upacara ini memastikan kehidupan atau kematian. Oleh sebab itu sebelum upacara dilangsungkan, dilakukan pembicaraan dan pemikiran yang mendalam. Dalam upacara akan dipilih seorang wasit yang bisa mendamaikan.
  1. Tulou paboko
Tulou paboko artinya denda karena fitnah, dan merupakan upacara anti magi terhadap tippu sasa.
Oleh karena itu, dalam masyarakat Mentawai menjatuhkan tuduhan terhadap seseorang harus dilakukan secara hati-hati, karena kalau tidak disertai dengan bukti-bukti yang kuat atau malahan tuduhan palsu, maka akan berbalik kepadanya dimana penuduh akhirnya akan membayar denda kepada tertuduh (tulou paboko). Hal ini merupakan pengembalian nama baik tertuduh yang dituduh melakukan kejahatan yang tidak dia kerjakan. Demikian penjelasan dari kami terimakasih.
Guru        : beri tepuktangan pada kelompok 3, penjelasan yang bagus ya ananda, bagaimana ananda apakah ada yang ingin ditanyakan kepada kelompok 3
Dona        : saya bu
Guru        : silakan ananda dona
Dona        : baiklah saya perwakilan dari kelompok 4 ingin bertanyakan kepada kelompok 3, apa yang dimaksud dengan sistem patrilinier?


Namun untuk lebih kondusip kita belajar silahkan ananda semua kembali ketempat duduk semula (kembali ketempat duduk)
MEMASANG MEDIA 2
Guru        :fokus kembali ya ananda semua, terkait hasil diskusi ananda semua sudah ibu tuangkan ke media 2. Kehidupan masyarakat beternak dan bercocoktanam, pada kehidupan sosialnya memiliki ciri-ciri yakni masyarakat sudah mulai menetap dan membuat tempat tinggal dan mulai bergotong royong dalam bekerja dan alat kerja yang dihasilkan gerabah yang digunakan sebagai tempat penyimpan benda perhiasan dan beliung persegi digunakan sebagai benda upacara, sedangkan pada kehidupan ekonomi memiliki ciri-ciri saling bertukar barang  atau yang dikenal dengan istilah barter, dan dikehidupan ekonomi ini mereka menjalani pekerjaan beternak dan bercocok tanam dan alat kerja yang dihasilkan ialah mata panah yang digunakan sebagai perlengkapan berburu dan menangkap ikan, dan kapak lonjong digunakn sebagai pekakas dan senjata
Guru        : sampai disini apakah ananda semua sudah paham
Murid       : paham bu (serempak)
Guru        : baiklah apakah ananda masih semangat?
Murid       : masih dong bu (serempak)
Guru        :baiklah kalau masih semangat ibu ada permainan
MEMASANG MEDIA 3
Guru       : nama permainan ini word square
Guru        : pada game ini ananda semua berdiri dan berhitung apabila ibu bilang stop maka ananda semua berhenti berhitung dan ananda yang terakhir berhitung maka ananda memilih dan mengambil pertanyaan yang tersedia di sini (sambil menunjukan media dan amplop pertanyaan) dan jawabannya ananda lingkarkan dengan spidol yang ibu berikan, dan jika jawaban ananda benar akan ibu beri hadiah, bagai mana ananda apakah sudah paham?
Murid       : paham bu
Guru        : baiklah kalo sudah paham, silahkan ananda semua berdiri, (murid berdiri) silahkan berhitung dimulai dari ananda andre
Murid       : 1234567123
Guru        : stop ia ananda nova silahkan kedepan dan mengambil pertanyaan
Nova        : kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia purba ialah ? (membaca pertanyaan) jawabannya berhuma bu
Guru        : bagaimana ananda jawaban dari ananda nova apakah benar?
Murid       : benar bu (serempak)
Guru        : ya silahkan ananda dilingkari jawabannya
Nova        : (melingkari jawaban)
Guru        : silahkan ananda kembali ketempat duduk
Guru        : baik sekarang mulai berhitung dari ananda sariah, silahkan
Murid       : 12345671
Guru        : stop, silahkan ananda rika untuk mengambil pertanyaan yang ada di media
Rika         : alat apakah yang digunakan sebagai sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda perhiasan yang terbuat dari tanah liat yang dibakar? (membaca pertanyaan) jawabannya gerabah bu
Guru        : ya bagaimana ananda jawaban dari ananda rika apakah benar?
Murid       : benar bu (serempak)
Guru        : ya silahkan ananda Rika dilingkari jawabannya
alpina       : (melingkari jawaban)
Guru        : baiklah, silahkan ananda semua kembali ketempat duduk (murid kembali ketempat duduk)
                 Disini ibu mempunyai satu amplop lagi, dan didalam amplop ini terdapat pertanyaan. Siapakah diantara ananda yang bisa menjawab pertanyaan ini?
Murid       : saya bu, saya bu
Guru        : ya ananda alpina
Alpina      : (maju) jgjgjgj
Guru        : Bagaimana jawaban ananda alpina apakah benar?
Murid       : benar bu
Guru        : ya ananda jangan dulu duduk, dan silahkan untuk ananda nova dan rika untuk maju (rika nova maju) ini ananda hadiahnyaa, dan beri aplouse bagi ananda yang mendapat hadiah (bertepuk tangan) . Dan silahkan duduk ananda
Berdasarkan game kita hari ini, ternyata ananda yang berkesempatan maju bisa menjawab pertanyaanya dengan benar. Bagi ananda yang belum berkesempatan maju jangan berkecil hati, teruslah untuk giat belajar agar minggu depan bisa menjawab pertanyaan  juga.
Murid    : baik bu (serempak)
Guru    : baiklah disini ada lembar soal yang harus anana semua kerjakan, ibu akan beri waktu 5 menit untuk ananda mengerjakannya, dan untuk ananda andre silahkan maju untuk membantu ibu membagikan lembar soalnya.
Andre  : baik bu (maju dan membagikan soal)
5 menit kemudian
Guru    : baiklah ananda waktunya sudah cukup, silahkan ananda andre untuk mengumpulkan lembar soalnya.
(andre memberikan hasil evaluasi kepada guru)
Guru    : baiklah kita akan koreksi soal nomor 1  pertanyaannya yakni apakah ciri-ciri pada kehidupan sosial masyarakat beternak dan bercocok tanam dibawah ini yang benar? Jawabannya
Murid  : bergotong royong bu (serempak)
Guru    : apakah jawaban ananda semua benar?
Murid  : benar dong bu (serempak)
Guru    : baiklah karena waktu tidak memungkinkan untuk mengoreksi lembar soal ini, ibu akan melanjutkan mengkoreksi di rumah dan hasilnya akan ibu umumkan pada pertemuan selanjutnya
Murid  : baik bu (serempak)
Guru        : Baiklah ananda ibu akan menyimpulkan materi kita hari ini
MEMASANG MEDIA 4
Guru        : baiklah kesimpulan materi kita hari ini ialah , yaitu pada masa masyarakat beternak dan bercocok tanam manusia purba sudah mulai menetap, dan dalam kehidupan sosialnya mereka hidup begotong royong dalam bekerja juga pada perkembangan budayanya mereka mulai mengembangkan pemikirannya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik
Guru        : baiklah sampai disini adakah yang ingin ditanyakan?
Murid       : tidak bu (serempak)
Guru        : kalau ananda sudah paham semua, ibu akan beri tugas
(menulis di papan tulis ) tugas kerjakan LKS halaman 10 esai 1-10 dikumpul tanggal 20 – 11 – 2013, apakah ananda sudah paham tugasnya?
Murid       : paham bu (serempak)
Guru        : baiklah kalo begitu, ibu berharap ananda semua selalu belajar dan terus belajar. Ingat ananda orang yang hebat bukanlah orang yang bisa mengangkat besi beribu-ribu ton melainkan orang yang berguna bagi orang lain. Ibu senang sekali karena ananda semua mengikuti pelajaran hari ini dengan baik, semoga materi yang ibu sampaikan bisa bermanfaat bagi ananda semua. Ibu akhiri wasalamu’alaikum wr. Wb
Murid      : wa’alaikum salam wr. Wb (serempak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar